Selasa, September 08, 2009

“Ternyata ia mengandung dari Roh Kudus”

(Rm 8:28-30; Mat 1:18-23)

 

 

 

“Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti

berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia

mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena

Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama

isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi

ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam

mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil

Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh

Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus,

karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu

terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya,

anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka

akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita”

(Mat 1:18-23), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

 

 

 

Berrefleksi

atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta Kelahiran SP Maria hari ini,

saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

 

·   Pesta ulang tahun pada umumnya dirayakan secara

meriah, dimana saudara-saudari, sanak-kerabat, kenalan dst.. ada kemungkinan

berpartiipasi dalam kegembiraan. Dalam kutipan Warta Gembira hari ini

dikisahkan sesuatu yang sungguh menggembirakan, yaitu : Yusuf, seorang yang

tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya/Maria di muka umum dan

Maria yang mengandung dari Roh Kudus, yang juga berarti Maria penuh dengan Roh

Kudus. Saya kira dalam pesta ulang tahun seseorang juga tidak ada orang yang

mencemarkan nama baik rekan-rekannya, tetapi dengan tulus hati semuanya bercuhat

satu sama lain, yang membuat suasana pesta semakin meriah, memikat dan

memuaskan. Anak yang baru saja dilahirkan pada umumnya juga bersih, suci,

menarik dan memikat serta mempesona. Maka baiklah dalam rangka mengenangkan

kelahiran  SP Maria, teladan umat beriman,

hari ini, marilah kita wujudkan iman kita dengan tulus hati serta tidak saling

mencemarkan nama baik kita masing-masing, sebagai tanda bahwa Roh Kudus

menjiwai hidup kita atau “Allah menyertai

kita”. Marilah kita hidup dan bertindak sedemikian rupa, sehingga cara

hidup dan cara bertindak kita senantiasa menarik, memikat dan mempesona orang

lain, dan orang lainpun juga tergerak untuk hidup dengan tulus hati serta tidak

mencemarkan nama baik orang lain di muka umum. Orang tertarik, terpikat dan

terpesona pada kita bukan karena kecantikan atau ketampanan, pangkat atau

kedudukan, melainkan karena cara hidup dan cara bertindak kita yang baik,

berbudi pekerti luhur dan tidak pernah menyakiti hati orang lain.

 

·   Kita tahu

sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan

kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil

sesuai dengan rencana Allah” (Rm 8:28).

Allah  bekerja terus menerus dalam

seluruh ciptaanNya, dalam segala sesuatu, dan itu semua demi kebaikan dan

keselamatan seluruh ciptaan. Bagi kita manusia diingkatkan bahwa kita dipanggil

untuk “mengasihi Dia” agar berbagai

kebaikan boleh kita nikmati. Mengasihi Tuhan berarti juga harus mengasihi

ciptaan-ciptaanNya, antara lain manusia, binatang dan tanaman atau

tumbuh-tumbuhan: mengasihi Tuhan dan ciptaanNya tak dapat dipisahkan dan hanya

dapat dibedakan. Maka marilah kita kasihi saudara-saudari kita, entah anggota

keluarga, rekan kerja di kantor atau rekan belajar di sekolah maupun sesama

warga masyarakat dimana kita tinggal, dst.. Allah juga bekerja dalam diri kita

masing-masing, yang nampak dalam aneka perbuatan baik atau penghayatan aneka

keutamaan dan nilai-nilai kehidupan, seperti : “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,

kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan

ini merupakan anugerah Allah atau karya Allah dalam diri manusia. Jika kita

mengasihi Allah berarti tidak menyia-nyiakan anugerah-anugerah ini, dan dengan

demikian kita menghayati keutamaan-keutamaan atau  nilai-nilai tersebut di dalam hidup kita

sehari-hari. Kita juga dipanggil untuk mengasihi aneka macam binatang dan

tanaman , yaitu dengan merawatnya sebaik mungkin serta mengusahakan dan

melestarikan lingkungan hidup yang nyaman. Hendaknya juga tidak serakah

mengerok atau mengambil kekayaan alam, seperti penggundulan hutan atau

pembetonan lahan-lahan/ tanah, sehingga menimbulkan banjir dan malapetaka.

Merusak lingkungan hidup berarti membunuh diri dan masa depan.

 

 

 

Tetapi aku,

kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena

penyelamatan- Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik

kepadaku.”

 

(Mzm 13:6)

 

 

 

Jakarta, 8 September 2009  

 

Tidak ada komentar: