Senin, September 28, 2009

“Sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia”.

(Why 12:7-12a; Yoh 1:47-51)


Kata Filipus kepadanya: "Mari dan
lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang
dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati,
tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya:
"Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum
Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus
menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di
bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih
besar dari pada itu."Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat
Allah turun naik kepada Anak Manusia.”

(Yoh 1:47-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.



Berrefleksi

atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Mikael, St.Gabriel dan

St.Rafael, Malaikat Agung, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana
sebagai berikut:

· Malaikat-malaikat adalah ciptaan Allah yang tidak
kelihatan, yang bertugas untuk mendampingi atau menemani perjalanan hidup
manusia. Fungsi pendampingan antara lain: memberi kekuatan dalam melawan godaan
setan, membisikkan warta gembira atau apa-apa yang baik dan menggembirakan dan menemani
kita dimanapun kita berada dan ke manapun kita bepergian. Setiap manusia
didampingi malaikat, yang sering kita sebut sebagai malaikat pelindung, dan
para malaikat dipimpin bersama oleh Mikael, Gabriel dan Rafael. Malaikat-malaikat
Allah ini turun naik kepada kita semua, maka marilah kita dengarkan dan ikuti
pendampingan atau penemanannya. Malaikat-malaikat juga sering dapat disebut
sebagai ‘roh baik’, pendampingannya dapat kita rasakan dalam buahnya yang
disebut dengan ‘hiburan rohani’ dan ‘kesepian rohani’. Bagi orang baik malaikat
mendorongnya untuk terus berbuat baik dan dengan demikian yang bersangkutan
semakin teguh dan handal iman, harapan dan kasihnya serta pengabdiannya kepada
Tuhan melalui sesama dan saudara-saudarinya. Ketika kita berbuat tidak baik
malaikat memberi tegoran kepada kita berupa ‘kesepian rohani’, yaitu merasa
ditinggalkan oleh Tuhan dan sesamanya, frustrasi, sedih, dst.. Sebagai orang
beriman kita semua dipanggil untuk mendengarkan dan melaksanakan
bisikan-bisikan malaikat, yaitu bisikan untuk senantiasa berbuat baik,
melakukan apa-apa yang baik. Kita juga dapat melihat buah bisikan malaikat
dalam diri saudara-saudari kita, yaitu apa-apa yang baik, indah, luhur dan
mulia, maka ‘mari dan lihatlah’ apa-apa yang baik, indah, luhur dan mulia dalam
diri saudara-saudari kita. Beriman pada malaikat berarti lebih melihat apa yang
baik daripada yang jelek dalam diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita,
dengan kata lain lebih berpikir positif daripada berpikir negatif.

· “Karena itu
bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu
sekalian yang diam di dalamnya,
celakalah kamu, hai bumi dan laut”
(Why 12:12). “Diam atau
tinggal di dalam sorga” berarti hidup mulia bersama Allah untuk
selama-lamanya, dan tentu saja hal itu terjadi ketika kita telah dipanggil
Tuhan. Namun ‘diam atau tinggal di dalam
sorga’ ini telah dapat kita cicipi selama kita masih hidup dan tinggal di
bumi ini. Memang di bumi dan laut sarat dengan godaan-godaan setan melalui
aneka cara antara lain berupa
“percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya” (Gal 5:19-21).
Kita telah mencicipi ‘diam atau tinggal
di dalam sorga’ jika kita hidup dan
bertindak dijiwai oleh keutamaan-keutamaan “kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri.”(Gal 5:22-23) Maka marilah kita saling bekerjasama dan
membantu dalam menghayati keutamaan-keutamaan tersebut di atas ini, sebagai
tanda bahwa kita semua hidup dan bertindak dalam pendampingan malaikat-malaikat
Allah. Di antara keutamaan-keutamaan di atas ini kiranya anda dapat memilih
keutamaan mana yang akan lebih ditekankan dalam penghayatan sesuai dengan
kondisi dan situasi lingkungan hidup masing-masing. Atau mungkin di dalam hidup
dan kerja bersama, entah di dalam keluarga/komunitas atau tempat kerja, ada
gerakan bersama setiap bulan, artinya selama satu bulan tertentu ‘kesabaran’
menjadi ciri cara hidup dan cara bertindak bersama, dan bulan berikutnya
keutamaan ‘kemurahan’, dst.. Dengan kata lain perlu ada usaha atau gerakan
pembiasaan penghayatan keutamaan-keutamaan tersebut untuk periode tertentu
sehingga keutamaan-keutamaan tersebut menjadi kebiasaan cara hidup dan cara
bertindak kita. Pembiasaan berarti pelatihan-pelatihan terus menerus sampai
yang bersangkutan mahir atau terampil dalam apa yang sedang dilatihkan atau
dibiasakan.



Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan
segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.Aku hendak
sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan
oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala
sesuatu.Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan
kekuatan dalam jiwaku.Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN,
sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang
jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN.
”(Mzm 138:1-5)



Jakarta, 29 September 2009

Tidak ada komentar: