Selasa, September 08, 2009

“Berbahagialah kamu jika karena Anak Manusia orang membenci kamu,”

(Kol 3:1-11; Luk 6:20-26)

 

 

 

“Lalu Yesus memandang murid-murid- Nya

dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang

empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena

kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena

kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci

kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu

sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah,

sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek

moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu

yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.

Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah

kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.

Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek

moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."

(Luk 6:20-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

 

Berrefleksi

atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Petrus Claver, imam Yesuit, hari

ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

 

·   Dalam melaksanakan tugas pengutusanNya Yesus harus

menderita sengsara, dilecehkan oleh musuh-musuhNya dan akhirnya disalibkan

sampai wafat. Sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus alias menjadi

sahabat-sahabat Yesus kita dipanggil untuk meneladanNya, antara lain “hidup

miskin” dan berpihak pada dan bersama dengan mereka yang miskin. Yang saya

maksudkan dengan ‘hidup miskin’ tidak berarti kita tidak punya apa-apa alias

menjadi gelandangan, melainkan menghayati segala sesuatu sebagai anugerah Tuhan

dan kemudian memfungsikannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena semuanya

adalah anugerah Tuhan maka cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa dalam

syukur dan terima kasih; syukur dan terima kasih ini kita wujudkan secara nyata

antara lain dengan memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan atau

berpihak pada dan bersama dengan mereka yang miskin. Selama masih ada orang

miskin dan berkekurangan kiranya juga berarti masih ada yang serakah, gila akan

harta benda/uang, jabatan/kedudukan dan kehormatan duniawi. Dalam hidup bersama

yang masih lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang serakah dan gila akan

harta benda/uang ,  berpihak pada dan

bersama dengan mereka yang miskin dan berkekurangan pasti akan menghadapi aneka

tantangan, hambatan dan masalah. Pejuang demi mereka yang miskin dan

berkekurangan ada kemungkinan dibenci dan dikucilkan. “Hidup miskin” juga

berarti hidup dengan rendah hati serta mentaati sepenuhnya aneka aturan dan

tatanan hidup yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusannya; orang siap

sedia dan rela berkorban untuk diperintah, diutus, dilecehkan, kurang dihargai

atau  dihormati dst.., namun tetap

berbahagia dan ceria.

 

·   “Karena itu

matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan,

kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan

penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah” (Kol 3:5-6)  Salah satu bentuk ‘berhala modern’ masa kini

adalah ‘hand phone’(HP), dimana orang sungguh lekat tak teratur pada HP yang

dimilikinya. Sebagai contoh selama beribadat HP tidak dimatikan dan ketika ada

nada panggilan keluar dari tempat ibadat untuk tilpon tsb, hal yang sama juga

terjadi dalam rapat, dst.. HP juga mengerosi atau menggerogoti iman kepercayaan

kepada Tuhan. Percaya kepada Tuhan harus menjadi nyata dalam percaya kepada

sesama dan saudara-saudari kita. Jika memperhatikan cara orang memfungsikan HP

masa kini, kebanyakan menunjukkan bahwa yang bersangkutan kurang percaya kepada

sesamanya atau saudaranya, misalnya mengontrol pasangan hidupnya yang

bepergian, anaknya, dst.. . Ada

semacam kekhawatiran jangan-jangan pasangan hidupnya atau anaknya melakukan

perbuatan yang tidak baik seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu (seks,

makanan dan minuman), dst.. . Jangan-jangan yang khawatir itu sendiri yang

melakukannya, maka ketika mencoba tilpon ke pasangan atau anaknya dengan HP

sebenarnya hanya untuk melindunsi atau mengamankan diri sendiri yang sedang

menyeleweng. Cukup banyak ‘berhala-berhala

modern’ yang sungguh mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak orang

masa kini, yang mendorong orang untuk berbuat cabul, najis, jahat dan serakah.

Maka marilah kita renungkan, resapkan dan hayati kutipan pesan Paulus kepada

umat Kolose di atas: “Matikanlah segala

sesuatu yang duniawi”  dan “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan

yang di bumi” (Kol 3:2).  

 

 

 

“Segala yang Kaujadikan itu akan

bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji

Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan

keperkasaan- Mu, untuk memberitahukan keperkasaan- Mu kepada anak-anak manusia,

dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan

pemerintahan- Mu tetap melalui segala keturunan”

 

 (Mzm 145:10-13b).

Tidak ada komentar: