(Kol 3:1-11; Luk 6:20-26)
“Lalu Yesus memandang murid-murid- Nya
dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang
empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena
kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena
kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci
kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu
sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah,
sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek
moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu
yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah
kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.
Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek
moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
(Luk 6:20-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi
atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Petrus Claver, imam Yesuit, hari
ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Dalam melaksanakan tugas pengutusanNya Yesus harus
menderita sengsara, dilecehkan oleh musuh-musuhNya dan akhirnya disalibkan
sampai wafat. Sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus alias menjadi
sahabat-sahabat Yesus kita dipanggil untuk meneladanNya, antara lain “hidup
miskin” dan berpihak pada dan bersama dengan mereka yang miskin. Yang saya
maksudkan dengan ‘hidup miskin’ tidak berarti kita tidak punya apa-apa alias
menjadi gelandangan, melainkan menghayati segala sesuatu sebagai anugerah Tuhan
dan kemudian memfungsikannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Karena semuanya
adalah anugerah Tuhan maka cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa dalam
syukur dan terima kasih; syukur dan terima kasih ini kita wujudkan secara nyata
antara lain dengan memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan atau
berpihak pada dan bersama dengan mereka yang miskin. Selama masih ada orang
miskin dan berkekurangan kiranya juga berarti masih ada yang serakah, gila akan
harta benda/uang, jabatan/kedudukan dan kehormatan duniawi. Dalam hidup bersama
yang masih lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang serakah dan gila akan
harta benda/uang , berpihak pada dan
bersama dengan mereka yang miskin dan berkekurangan pasti akan menghadapi aneka
tantangan, hambatan dan masalah. Pejuang demi mereka yang miskin dan
berkekurangan ada kemungkinan dibenci dan dikucilkan. “Hidup miskin” juga
berarti hidup dengan rendah hati serta mentaati sepenuhnya aneka aturan dan
tatanan hidup yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusannya; orang siap
sedia dan rela berkorban untuk diperintah, diutus, dilecehkan, kurang dihargai
atau dihormati dst.., namun tetap
berbahagia dan ceria.
· “Karena itu
matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan,
kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan
penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah” (Kol 3:5-6) Salah satu bentuk ‘berhala modern’ masa kini
adalah ‘hand phone’(HP), dimana orang sungguh lekat tak teratur pada HP yang
dimilikinya. Sebagai contoh selama beribadat HP tidak dimatikan dan ketika ada
nada panggilan keluar dari tempat ibadat untuk tilpon tsb, hal yang sama juga
terjadi dalam rapat, dst.. HP juga mengerosi atau menggerogoti iman kepercayaan
kepada Tuhan. Percaya kepada Tuhan harus menjadi nyata dalam percaya kepada
sesama dan saudara-saudari kita. Jika memperhatikan cara orang memfungsikan HP
masa kini, kebanyakan menunjukkan bahwa yang bersangkutan kurang percaya kepada
sesamanya atau saudaranya, misalnya mengontrol pasangan hidupnya yang
bepergian, anaknya, dst.. . Ada
semacam kekhawatiran jangan-jangan pasangan hidupnya atau anaknya melakukan
perbuatan yang tidak baik seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu (seks,
makanan dan minuman), dst.. . Jangan-jangan yang khawatir itu sendiri yang
melakukannya, maka ketika mencoba tilpon ke pasangan atau anaknya dengan HP
sebenarnya hanya untuk melindunsi atau mengamankan diri sendiri yang sedang
menyeleweng. Cukup banyak ‘berhala-berhala
modern’ yang sungguh mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak orang
masa kini, yang mendorong orang untuk berbuat cabul, najis, jahat dan serakah.
Maka marilah kita renungkan, resapkan dan hayati kutipan pesan Paulus kepada
umat Kolose di atas: “Matikanlah segala
sesuatu yang duniawi” dan “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan
yang di bumi” (Kol 3:2).
“Segala yang Kaujadikan itu akan
bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji
Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan
keperkasaan- Mu, untuk memberitahukan keperkasaan- Mu kepada anak-anak manusia,
dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan
pemerintahan- Mu tetap melalui segala keturunan”
(Mzm 145:10-13b).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar