Rabu, Maret 11, 2009

Waduk Selo

Inilah perjalanan wisata yang pertama kali saya tulis dan saya upload di blog. Pertama kali saya mendengar nama Waduk Selo dari seorang sahabat saya. Sebenarnya pagi itu tidak ada tujuan kami sekeluarga untuk khusus mendatangi waduk tersebut karena kami semula pengin ke Selecta. Namun setelah mendengar cerita dari sahabat saya yang cukup menggiurkan dan keinginan memanfaatkan waktu liburan di hari senin –yang paling dinanti banyak orang- karena katanya mereka membenci hari yang satu ini terutama bagi orang kantoran. Akhirnya berangkatlah kami hari senin kmaren (09/03/09) ke Waduk Selo.

 Perjalanan kami mulai pukul 10.00 Wib dari pinggiran kota Malang dengan naik sepeda motor karena itulah yang kami punya he he he... Seperempat jam kemudian setibanya di Pendem, Karangploso motor kami mengalami kebocoran. Jadi dech kami menambal ban kurang lebih stengah jam. Belum lama kami menaiki motor setelah menambal ban, ban motor bocor lagi di Jalan Patimura Batu. Dasar nasib lagi apes kali ya... Setelah menambal ban lagi aku putuskan mengganti ban luar motorku yang sudah mulai gundul karena inilah nampaknya akar masalah dari kebocoran ban dua kali dalam satu jam. 

 Sekitar jam 11.00 perjalanan kami lanjutkan karena menurut informasi Bapak Tony yang punya bengkel tambal ban jarak ke Waduk Selo masih sekitar 20km dari kota Batu. Waduh jauh juga pikirku... gak papalah itung itung ngabisin waktu libur. Perjalanan ke Waduk Selo sungguh mengasyikkan. Terutama setelah keluar dari kota Batu, melalui jalan berkelok-kelok dengan pemandangan di samping kanan jalan adalah kota Batu. Jadi kota Batu yang hijau dan atap-atap rumahnya bisa dilihat dari tepi jalan. Disini banyak ditemui rumah makan-rumah makan kecil sepanjang jalan. bagi kamu yang laper dan pengin sejenak melihat pemandangan Kota Batu dari atas inilah tempat yang tepat. 

 Setelah melewati Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo di kiri jalan, jalan yang kami lalui kemudian menurun. Inilah yang ditunggu-tunggu banyak biker karena tinggal ngerem dan mengarahkan kendaraan. Tapi ngabisin kampas rem juga ya he he he... Kejutan kedua bagi kami adalah pemandangan eksotis di kiri-kanan jalan selepas itu karena jalan yang berkelok-kelok dengan sungai besar di pinggir jalan. Apalagi sungainya masih alami hal ini ditandai dengan batu-batuannya yang masih besar sayangnya waktu lewat air sungainya sedang kecoklatan. Maklum masih musim hujan, mungkin di hulu sungainya sedang hujan. Pemandangannya dise kitar sungai masih asri dan belum banyak penduduknya. Benar-benar pemandangan yang menakjubkan dan langka bagi kami “orang kota”. 

 Setengah perjalanan anda bisa menjumpai tempat peristirahatan yang bernama Dewi Sri. Di tempat ini tersedia berbagai macam sayuran dan hasil pertanian khas wong ndeso mulai sayur bayam, sawi, kol, wortel sampai buah ketela ubi yang kemerah-merahan yang siap untuk dibawa pulang dan direbus. Teman akrab minum kopi nih. Selain itu terdapat penjual tanaman hias dan bunga-bunga khas Batu dan sekitarnya. 

 Perjalanan kami lanjutkan untuk mengarungi separo perjalanan lagi. Sampailah kami pada pertigaan jalan, namun tak usah bingung disini ada papan nama yang menunjukkan belokan ke kiri menuju Waduk Selo dan ke kanan menuju Kediri. Tentu saja kita harus mengambil yang kiri. Kurang lebih tiga kilometer dari pertigaan tersebut sampailah kita ke gerbang Wana Wisata Waduk Selorejo. Kami tiba disana sekitar jam 1 siang. Dengan membayar karcis seharga 16 ribu untuk 2 orang dewasa maka masuklah kami ke lokasi wisata. Kurang lebih 50 km dari tempat pembelian karcis ada pemeriksaan karcis. Jasa parkir sebesar 2ribu harus dilunasi untuk memarkir motor kami sebelum terjun ke lokasi.

 Setelah melihat-lihat pemandangan kami ditawari naik perahu. Untuk muter-muter aja tarifnya 20rb satu perahu yang didayung 2 orang tukang perahu setempat. Kalo mau keliling waduk melalui tepi-tepinya tarifnya 40rb, kalo mau memetik jambu di seberang danau tarifnya 50rb sekaligus dengan naik perahunya. Kami putuskan naek perahu yang 20rban aja karena disamping kasian tukang perahunya dayungnya jauh cuacanya juga sudah mendung takut turun hujan pas naek perahu di waduk. 

 Puas naek perahu dan merekam pemandangan sekitar yang menakjubkan dengan bukit bukit dan gunung di sekitar waduk, kami memutuskan untuk makan siang. Warung di sekitar danau menawarkan masakan yang “lumayan”lah untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan. Menu yang bisa disantap antara lain Tombro, Gurami, Udang, Wader semuanya dalam versi goreng dan Bakar. Atas saran pelayannya kami memilih Gurami Bakar, Udang dan Wader goreng dengan minuman es degan dan Es campur. Hampir satu jam menikmati local cuisine kami cabut dari warung lesehan Podo Roso. Berapa tagihannya? cukup 46rb saja.

 Perjalanan kami lanjutkan dengan menikmati pemandangan sekitar Waduk. Menaiki jembatan gantung adalah pengalaman mengasyikkan. Jembatan gantung tersebut bergoyang-goyang apalagi kalo yang melewati cukup banyak. Untuk melewati jembatan tersebut harus melalui pintu besi yang hanya cukup untuk dilewati satu orang. Mungkin tujuannya untuk membatasi orang yang lewat karena ada peringatan di pintu masuknya. Jembatan tersebut hanya untuk 18 orang dan tidak boleh berhenti di tengah jembatan. Mungkin juga menggangu orang yang lewat karena hanya cukup untuk simpangan 2 orang saja. 

 Setelah puas menikmati Waduk Selo tibalah saatnya untuk pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore ketika kami meninggalkan Waduk Selo yang indah. Dengan diiringi hujan gerimis kami pulang kembali ke Malang dengan memakai jas hujan. Sepanjang perjalanan pulang hujan turun cukup deras namun begitu sampai di Batu ternyata sudah tidak hujan lagi. Jam stengah enam kami tiba di rumah. Perjalanan yang sulit dilupakan dan siap untuk diulangi mengingat indahnya pemandangan dan masih banyak yang belum kami eksplorasi he he he. Waduk Selo siapkah menunggu kami datang lagi?

Riverside, Selasa 10 Maret 2009 9.20 PM  


Tidak ada komentar: