Lokasi traveling kali ini direkomendasi oleh rekan-rekan kantor penulis. Waduk ini berada di Kabupaten Malang, sekitar 15km dari ibukota Kabupaten yaitu Kota Kepanjen atau sekitar 30 km dari kota Malang. Bila ditempuh dengan kendaraan bermotor dari kota Malang memakan waktu perjalanan sekitar 2 jam.
Perjalanan ke Waduk Karangkates kami mulai sekitar pukul 08.00 pagi dengan naik kendaraan bermotor dari Kota Malang. Setelah melewati Pasar Gadang kira kira 500m terdapat pertigaan kalo lurus menuju ke arah Dampit dan kalo belok ke kiri ke arah Kepanjen. Anda harus mengambil arah kiri yaitu ke arah Kepanjen. Sepanjang perjalanan ke arah Kepanjen jalannya lurus agak sepi dan dipenuhi perkebunan tebu disamping kanan kiri jalan. Setelah memasuki kota Kepanjen maka perjalanan menuju kota Blitar. Nah di perbatasan Kabupaten malang dan Kabupaten Blitar inilah terdapat Waduk Karangkates.
Sekitar pukul 10.00 kami memasuki gerbang Waduk Karangkates di sebelah kiri jalan. Di pintu masuk terpampang nama tempat wisata ini yaitu Tempat Wisata Waduk Dr. Sutami Karangkates. Setelah membeli tiket seharga Rp. 4.000,- rupiah per kepala kami memasuki areal wisata. Waduh ternyata harapan dan impianku untuk melihat Waduk Karangkates seperti halnya Waduk Selo tidak terpenuhi.
Memang terdapat areal bermain untuk anak tetapi beberapa besinya sudah karatan. beberapa hewan yang dipelihara seperti rusa dan monyet keadaanya cukup memprihatinkan. Bahkan anakku sampai kasihan melihat monyetnya karena disamping kandangnya yang cukup kecil monyet itu kepanasan karena tidak ada pohon pelindung yang cukup teduh.
Kamipun berjalan ke dekat waduk dengan harapan ada perahu yang bisa disewa untuk keliling danau. Ternyata yang ada hanya beberapa pekerja yang sedang membersihkan danau dari ancaman enceng gondok. Satu-satunya harapanku adalah sebuah perahu yang ditambatkan yang kelihatannya bisa disewa. namun betapa kecewanya kami melihat tidak ada seorangpun yang duduk disitu apalagi ada orang yang menawarkan perahu tersebut untuk disewakan. Terpaksa kami hanya duduk-duduk disitu dan menikmati pemandangan serta berfoto-foto ria di tepi danau.
Setelah dirasa cukup kamipun mencoba berkeliling danau ternyata disebelah timur terdapat kolam renang yang baru dalam tahap pembangunan. Yah sambil jalan2 untuk menghabiskan waktu kamipun duduk-duduk sambil makan kacang. Akhirnya dengan kecewa kamipun menyeberangi jalan keluar dari lokasi Waduk Karangkates.
Ternyata di seberang jalan terdapat satu Waduk lagi yang lumayan bagus karena selain dilengkapi arena bermain, lokasinya juga cukup sejuk. Setelah berkeliling dan melihat lokasi waduk dari atas jembatan kamipun berhenti di tepi jalan masuk. nah disini terdapat 3 gazebo tempat kita bisa duduk duduk melepas lelah dan menikmati makanan yang ada.
Setelah berhasil menguasai salah satu gazebo kamipun memesan beberapa mangkok bakso dan es dawet ayu. Giliran kami menikmati bakso dan es dawet tiba-tiba mangkok dan gelasnya diminta oleh penjual baksonya padahal baru separo yang termakan. Nah lho.... ternyata eh ternyata ada satpam yang naik motor keliling untuk mengusir mereka para pedagang keliling. Terpaksa bakso dan es dawet dihabiskan cepat-cepat dech. Setelah kami bayar tukang bakso dan es dawetnyapun ngeloyor pergi takut dimarahi satpam lokasi wisata.
Jadilah kami menonton kucing-kucingan tukang bakso dan penjual es dengan satpam. berulang kali penjual bakso dan es datang dengan motornya. Pak satpampun dengan sigapnya berkeliling mengusir mereka. Tetapi begitu satpamnya pergi pedagang kelilingpun datang lagi. Padahal disitu sudah terdapat papan peringatan dilarang berjualan di trotoar. Tetapi ini Indonesia bung! dimana urusan perut dan aturan kadang saling berlawanan dan terjadilah tragedi tom and jerry versi Indonesia.
Sebenarnya antara pedagang dan pengelola wisata ada simbiosis mutualisma. Pedagang makannanya terjual dan dapat untung. Sementara pengelola juga untung karena banyak yang datang berkunjung dan ramai karena yang kami lihat banyak orang yang berhenti bukan hanay menikmati hawa segar dan pemandangan waduk saja, mereka juga ingin melepas lelah dan mengisi perut yang kososng sehabis perjalanan jauh. Tetapi entah kenapa simbiosis ini tidak berjalanan dengan semestinya padahal kalo mereka bersinergi bisa menguntungkan keduanya.
Setelah cukup beristirahat dan kenyang menikmati bakso sekitar pukul 13. 00 kamipun pulang ke Kota Malang. Buat para backpackers dan travelers Waduk Karangkates kayaknya terlalu “bagus” untuk direkomendasikan karena masih minim fasilitas dan pengelolaannya. Kalo buat pacaran kayaknya cocok he he he... namun aku gak merekomendasikan lho.... See next time untuk tempat wisata lainnya. Salam Bocah Petualang!
Riverside, 23 Maret 2009 jam 7.44 PM
Perjalanan ke Waduk Karangkates kami mulai sekitar pukul 08.00 pagi dengan naik kendaraan bermotor dari Kota Malang. Setelah melewati Pasar Gadang kira kira 500m terdapat pertigaan kalo lurus menuju ke arah Dampit dan kalo belok ke kiri ke arah Kepanjen. Anda harus mengambil arah kiri yaitu ke arah Kepanjen. Sepanjang perjalanan ke arah Kepanjen jalannya lurus agak sepi dan dipenuhi perkebunan tebu disamping kanan kiri jalan. Setelah memasuki kota Kepanjen maka perjalanan menuju kota Blitar. Nah di perbatasan Kabupaten malang dan Kabupaten Blitar inilah terdapat Waduk Karangkates.
Sekitar pukul 10.00 kami memasuki gerbang Waduk Karangkates di sebelah kiri jalan. Di pintu masuk terpampang nama tempat wisata ini yaitu Tempat Wisata Waduk Dr. Sutami Karangkates. Setelah membeli tiket seharga Rp. 4.000,- rupiah per kepala kami memasuki areal wisata. Waduh ternyata harapan dan impianku untuk melihat Waduk Karangkates seperti halnya Waduk Selo tidak terpenuhi.
Memang terdapat areal bermain untuk anak tetapi beberapa besinya sudah karatan. beberapa hewan yang dipelihara seperti rusa dan monyet keadaanya cukup memprihatinkan. Bahkan anakku sampai kasihan melihat monyetnya karena disamping kandangnya yang cukup kecil monyet itu kepanasan karena tidak ada pohon pelindung yang cukup teduh.
Kamipun berjalan ke dekat waduk dengan harapan ada perahu yang bisa disewa untuk keliling danau. Ternyata yang ada hanya beberapa pekerja yang sedang membersihkan danau dari ancaman enceng gondok. Satu-satunya harapanku adalah sebuah perahu yang ditambatkan yang kelihatannya bisa disewa. namun betapa kecewanya kami melihat tidak ada seorangpun yang duduk disitu apalagi ada orang yang menawarkan perahu tersebut untuk disewakan. Terpaksa kami hanya duduk-duduk disitu dan menikmati pemandangan serta berfoto-foto ria di tepi danau.
Setelah dirasa cukup kamipun mencoba berkeliling danau ternyata disebelah timur terdapat kolam renang yang baru dalam tahap pembangunan. Yah sambil jalan2 untuk menghabiskan waktu kamipun duduk-duduk sambil makan kacang. Akhirnya dengan kecewa kamipun menyeberangi jalan keluar dari lokasi Waduk Karangkates.
Ternyata di seberang jalan terdapat satu Waduk lagi yang lumayan bagus karena selain dilengkapi arena bermain, lokasinya juga cukup sejuk. Setelah berkeliling dan melihat lokasi waduk dari atas jembatan kamipun berhenti di tepi jalan masuk. nah disini terdapat 3 gazebo tempat kita bisa duduk duduk melepas lelah dan menikmati makanan yang ada.
Setelah berhasil menguasai salah satu gazebo kamipun memesan beberapa mangkok bakso dan es dawet ayu. Giliran kami menikmati bakso dan es dawet tiba-tiba mangkok dan gelasnya diminta oleh penjual baksonya padahal baru separo yang termakan. Nah lho.... ternyata eh ternyata ada satpam yang naik motor keliling untuk mengusir mereka para pedagang keliling. Terpaksa bakso dan es dawet dihabiskan cepat-cepat dech. Setelah kami bayar tukang bakso dan es dawetnyapun ngeloyor pergi takut dimarahi satpam lokasi wisata.
Jadilah kami menonton kucing-kucingan tukang bakso dan penjual es dengan satpam. berulang kali penjual bakso dan es datang dengan motornya. Pak satpampun dengan sigapnya berkeliling mengusir mereka. Tetapi begitu satpamnya pergi pedagang kelilingpun datang lagi. Padahal disitu sudah terdapat papan peringatan dilarang berjualan di trotoar. Tetapi ini Indonesia bung! dimana urusan perut dan aturan kadang saling berlawanan dan terjadilah tragedi tom and jerry versi Indonesia.
Sebenarnya antara pedagang dan pengelola wisata ada simbiosis mutualisma. Pedagang makannanya terjual dan dapat untung. Sementara pengelola juga untung karena banyak yang datang berkunjung dan ramai karena yang kami lihat banyak orang yang berhenti bukan hanay menikmati hawa segar dan pemandangan waduk saja, mereka juga ingin melepas lelah dan mengisi perut yang kososng sehabis perjalanan jauh. Tetapi entah kenapa simbiosis ini tidak berjalanan dengan semestinya padahal kalo mereka bersinergi bisa menguntungkan keduanya.
Setelah cukup beristirahat dan kenyang menikmati bakso sekitar pukul 13. 00 kamipun pulang ke Kota Malang. Buat para backpackers dan travelers Waduk Karangkates kayaknya terlalu “bagus” untuk direkomendasikan karena masih minim fasilitas dan pengelolaannya. Kalo buat pacaran kayaknya cocok he he he... namun aku gak merekomendasikan lho.... See next time untuk tempat wisata lainnya. Salam Bocah Petualang!
Riverside, 23 Maret 2009 jam 7.44 PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar