“Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk
tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke
setiap kota dan tempat
yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak,
tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya
Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.Janganlah
membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada
siapa pun selama dalam perjalanan.Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah
lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang
yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya.
Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu,
makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut
mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke
dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan
kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah
kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Tetapi jikalau kamu masuk ke
dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya
kota itu dan
serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di
depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata
kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih
ringan tanggungannya dari pada kota itu."
(Luk 10:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi
atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Teresa dari Kanak-kanak Yesus,
sebagai berikut:
· “Yesus, tentu
Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu. Anggap saja saya
ini bolaMu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hariku. Jika hendak Kausepak
kian kemari, silahkan. Dan kalau hendak Kautinggal di pojok kamar lantaran
bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau
hendak Kautusuk…O, Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendakMu”
(Yayasan Cipta Loka Caraka: Ensiklopedi Orang Kudus, Jakarta 1985, hal
292), demikian kata-kata atau doa Teresa. Apa yang didoakan didoakan Teresa ini
kiranya menanggapi sabda Yesus :”Pergilah,
sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”. St.Teresa
kiranya menjadi teladan dalam penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan dan
kaul/keutamaan ketaatan serta kerendahan hati. Maka baiklah kita sebagai orang
beriman meneladannya dalam hidup kita sehari-hari. . Tantangan untuk taat dan
rendah hati pada masa kini memang cukup berat, mengingat dan memperhatikan
cukup banyak orang di sekitar kita cenderung untuk menjadi sombong dan kurang
taat pada aneka macam aturan daan tatanan hidup bersama. Tantangan juga dapat
muncul dari dalam diri kita sendiri antara lain ketakutan dan kemalasan. Kamu
berharap para orangtua atau pemimpin dapat menjadi teladan dalam hal
penghayatan ketaatan dan kerendahan hati. Di samping itu kami juga berharap
kepada rekan muda-mudi atau pelajar untuk berani mempersembahkan diri kepada
Tuhan dengan hidup membiara atau imamat.
· "Pergilah
kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian
kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan
kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah
perlindunganmu!” (Neh 8:11). Kutipan
ini kiranya baik menjadi permenungan kita. Berbagai tantangan dan keterbatasan
diri kita sering membuat kita bersusah hati karena kita harus bekerja keras dan
berat serta berjuang dengan pengorbanan diri. “Tuhan itulah perlindunganmu”, demikian peringatan atau nasihat yang
selayaknya menjadi pegangan kita. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan
mampu mengatasi aneka tantangan dan hambatan, maka biarkanlah Dia hidup dan
bekerja dalam dan melalui diri kita yang lemah dan rapuh. Marilah kita hayati
apa yang dihayati Paulus ini: ”Harta ini
kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang
melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami “(2Kor 4:7).
Harta kita adalah panggilan, fungsi, jabatan atau kedudukan kita masing-masing.
Jika kita sukses atau berhasil dalam panggilan, fungsi, jabatan atau
kedudukan, marilah hal itu kita hayati
sebagai karya dan kekuatan Tuhan yang melimpah-ruah dalam diri kita yang rapuh
dan lemah. Dengan kata lain semakin sukses atau berhasil hendaknya juga semakin
rendah hati. “Hari ini adalah kudus bagi
Tuhan kita”, artinya setiap hari hendaknya kita mempersembahkan diri
seutuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi, taat dan setia pada kehendak Tuhan.
“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan
jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak
berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu
murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk
selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada
emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan
dari pada madu tetesan dari sarang lebah” (Mzm 19:8-11).
Jakarta, 1 Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar