Rabu, Oktober 07, 2009

“Tuhan ajarilah kami berdoa”

(Yun 4:1-11; Luk 11:1-4)



Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di
salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari
murid-murid- Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang
diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya. " Jawab Yesus kepada mereka:
"Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah
Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan
ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang

bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."

( Luk 11:1-4), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. 




Berrefleksi

atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Maria, Ratu Rosario, hari ini

saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Bulan Oktober adalah bulan Rosario; doa rosario merupakan salah satu doa favorit bagi umat Katolik.
Berdoa rosario dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, dan tidak hanya di
tempat peziarahan Bunda Maria atau di gereja. Doa rosario merupakan pendarasan
atau pengulangan doa-doa harian seperti: Bapa kami, Salam Maria dan Kemuliaan.
Dalam kutipan Warta Gembira hari ini kita diajak berdoa dengan khidmat doa Bapa
Kami. Isi doa Bapa Kami antara lain “Berikanlah
kami setiap hari makanan yang secukupnya
dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab
kami pun mengampunia setiap orang
yang bersalah kepada kami”. Hidup sederhana dalam kasih pengampunan
itulah salah satu yang kita mohon dalam doa Bapa Kami, dengan kata lain kita
mendambakan hidup sederhana dalam kasih pengampunan. Kita dipanggil untuk
meneladan Bunda Maria, yang sederhana dan penuh kasih pengampunan. Kasih
pengampunan yang dihayati oleh Bunda Maria antara lain nampak dalam penghayatan
“merenungkan atau mendoakan dalam hati
apa yang kurang atau tidak dapat dimengerti/dipahami”, ketika ia menghadapi
kesulitan dan tantangan tidak mengeluh dan menggerutu atau marah, melainkan
berdoa. Dalam hidup sehari-hari kiranya kita sering menghadapi hal-hal atau
apa-apa yang tidak sesuai dengan selera pribadi kita serta membuat kita tidak
enak dan kurang bahagia. Dengan kata lain setiap hari ada kesempatan bagi kita
untuk menghayati isi doa Bapa Kami “ampunilah
kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada
kami”. Dalam doa rosario kita mendoakan doa Salam Maria, antara lain berisi “doakanlah kami orang berdosa ini, sekarang
dan sampai waktu kami mati”. Dengan kata lain kita adalah para pendosa yang
telah menerima kasih pengampunan dari Tuhan secara melimpah ruah, maka
panggilan untuk saling mengampuni kiranya merupakan tugas yang mudah, yaitu
tinggal menyalurkan kasih pengampunan yang telah kita terima secara melimpah
ruah.

· "Engkau
sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih
payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa
dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang
besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang
semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya
yang banyak?” (Yun 4:10-11), demikian
tanggapan Allah atas keluh kesah dan gerutu atau kemarahan Yunus. Dari kutipan
di atas ini kiranya kita diajak untuk menghayati betapa pentingnya keselamatan
jiwa manusia. Keselamatan jiwa manusia hendaknya menjadi tolok ukur atau
barometer keberhasilan kerja, pelayanan dan usaha kita. Suasana lingkungan
hidup bersama di manapun dan kapanpun tergantung dari manusia yang ada di
dalamnya, bukan gedung atau sarana-prasarana maupun ciptaan-ciptaan lain yang
berada di lingkungan tersebut. Kesejahteraan dan kebahagiaan hidup berkeluarga
sangat tergantung dari pribadi-pribadi anggota keluarga, dan kesejahteraan
masyarakat, bangsa dan Negara tergantung dari kesejahteraan dan kebahagiaan
keluarga-keluarga. Keluarga merupakan dasar hidup bersama di manapun dan
kapanpun, maka marilah kita perhatikan dan usahakan kesejahteraan dan
kebahagiaan keluarga kita masing-masing. Kesejahteraan dan kebahagiaan tidak
terletak pada harta benda atau uang melainkan dalam saling mengasihi dan
mengampuni, atau dalam bahasa lain : setiap manusia sungguh dimanusiakan,
manusia sebagai gambar atau citra Allah. Maka dengan ini kami mengharapkan
hendaknya tidak terjadi pemerkosaan harkat martabat manusia di dalam keluarga ,
maklum dari berbagai informasi dapat kita dengar bahwa para isteri atau ibu
sering merasa diperkosa oleh suami atau pasangan hidupnya. Jika para isteri
atau ibu merasa diperkosa, maka mereka akan memperkosa anak-anaknya. Marilah
kita perdalam dan perkuat hidup saling mengasihi dan mengampuni di dalam
keluarga kita masing-masing.



Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku,
ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu
bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Sebab Engkau, ya
Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang
berseru kepada-Mu.Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah
suara permohonanku”
(Mzm 86:3-6).



Jakarta, 7 Oktober 2009.

Tidak ada komentar: