Senin, Oktober 05, 2009

“Bertemu Yesus dlm Doa, Bertemu Yesus dlm Ekaristi, Bertemu Yesus dlm org yg paling miskin” (Bt.Teresa dr Calcutta)


BAGIAN 1

Menjadi Kristen (= pengikut Kristus) merupakan suatu anugerah, pemberian Allah yang cuma-cuma, bukan karena jasa dan kebaikan kita. Kekristenan kita tidak diukur dari pelaksanaan kewajiban-kewajiban keagamaan melulu atau tidak diukur dengan banyaknya jasa yang telah kita buat bagi Allah.

Tetapi sesungguhnya yang menjadi inti kehidupan Kristiani kita ialah HUBUNGAN PRIBADI DENGAN ALLAH.
“Menjadi Kristiani bukanlah buah dari pilihan etis atau gagasan cemerlang, namun dari perjumpaan dalam realitas, dengan seorang Pribadi, yang hidupnya memberikan wawasan baru dan pengarahan mendasar” (Paus Benediktus XVI, ensiklik Deus Caritas Est).

Perjumpaan pribadi dengan Pribadi yang mengasihi dan menebus kita, yaitu Kristus sendiri, haruslah menjadi realitas yang nyata, menjadi pengalaman pribadi kita. Sebagai gambaran sederhana : kita bisa mendengar atau membaca tentang Kristus atau mempunyai ide-ide cemerlang tentang Kristus, tetapi semua itu tidak cukup, karena yang terpenting bukan hanya sekedar “tahu” Kristus, tetapi bagaimana akhirnya Kristus menjadi pengalaman pribadi kita, kita sungguh-sungguh mengalami dan “mengenal” Kristus secara pribadi.

St.Thomas Aquinas, seorang teolog dalam Gereja, banyak menulis tulisan-tulisan Teologi dan dalam hal Teologi, karya-karyanya, seperti “Summa Theologiae” hingga kini belum ada yang bisa menandingi dan menjadi referensi teologi dalam Gereja. Tetapi menjelang akhir hidupnya ketika dia mengalami pengalaman persatuan dengan Allah secara mendalam, dia mengatakan bahwa karya-karya teologi yang dia tulis hanyalah “jerami” dibandingkan pengalaman persatuan dengan Allah itu sendiri.

Sepanjang sejarah Gereja, kita dapat melihat bagaimana perjumpaan pribadi dengan Kristus menjiwai dan menggerakkan banyak orang untuk mengabdi Dia dan sesamanya, entah itu di kalangan religius dan awam.

Salah satunya pada jaman ini yang dipakai Tuhan secara istimewa menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia ini adalah Muder Teresa dari Calcutta, yang saat ini Gereja sudah menggelarkan beliau sebagai beata. Karya-karya Muder Teresa dan konggergasinya begitu mendunia, pelbagai kalangan dan lintas agama mengagumi karya “penerima hadiah nobel” ini.

Tetapi mengenai karya pelayanan di antara orang yang paling miskin, Muder Teresa menjawab dalam suatu wawancara :
“Kalau seandainya saya dan suster-suster saya pekerja sosial, maka kami tidak akan bertahan, dan karya ini akan lenyap dalam waktu singkat....... tetapi kami melakukan semua ini bukan sekedar karya sosial, tetapi kami melakukan karena kasih kami kepada seorang Pribadi, yaitu Kristus”.

Dalam diri seorang beata Teresa dari Calcutta ini perjumpaan pribadi dengan Kristus menjadi segala-galanya, menjadi nafas hidupnya sendiri, sehingga semboyannya : “Bertemu Yesus dalam DOA, bertemu Yesus dalam EKARISTI dan bertemu Yesus dalam ORANG YANG PALING MISKIN” . . . . .

bersambung . . . . .

Sumber : Catatan Doa dan Ucapan Syukur (FB)

Tidak ada komentar: