Kamis, Oktober 01, 2009

"Malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah BapaKu yang di sorga"

(Kel 23:20-23a; Mat 18:1-5.10)

"Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga"

(Mat 18:1-5.10), demikian kutipan Warta Gembira hari ini..


Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta Para Malaikat Pelindung hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Bayi pada umumnya arah pandangan matanya senantiasa ke atas, entah ketika sedang terlentang tiduran atau sedang disusui ibunya atau sedang merangkak di tempat tidur. Pancaran sinar matanya nampak jernih dan mempesonakan serta mencerminkan dirinya yang suci dan bersih. Anak-anak pada umumnya juga jujur dan belum dapat menipu atau berbohong; anak-anak kiranya juga dapat menjaga atau memotivasi cara hidup dan perilaku orang-orang dewasa, khususnya orangtuanya dan secara khusus lagi ibunya. Apa yang dilihat dan didengar oleh anak-anak, ketika anak-anak sudah dapat berbicara, pasti akan diceritakan apa adanya kepada orang lain. Dengan kata lain anak-anak boleh dikatakan bagaikan malaikat pelindung, bahkan sering menjadi pelindung atau tameng dalam permusuhan atau kekuatan/senjata untuk memeras orang. Maka "jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini….ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah BapaKu yang di sorga". Ketika orang-orang dewasa berkumpul sedang omong-omong ke sana- ke mari dan tiba-tiba datang anak kecil pada umumnya isi dan cara omongan mereka akan berubah ke arah yang lebih baik. Anak-anak kecil tidak atau pergi pasti akan ditanyakan dan dicari, sedangkan orang dewasa pergi dibiarkan saja. Malaikat pelindung kita masing-masing memang kurang lebih mengarahkan kita ke anak-anak kecil, yang masih suci, jujur dan bersih, dengan kata lain menjagai kita agar tetap suci, jujur dan bersih. Maka baiklah kita dengarkan penjagaan atau pendampingannya, yang antara lain menggejala dalam bentuk sapaan, tegoran, kritik, saran, permohonan dst.. dari saudara-saudari atau sesama kita. Marilah ramai-ramai untuk `menjadi seperti anak kecil' yang polos, jujur, ceria, dinamis, bersih dan jernih.
• "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan." (Kel 23:20), demikian firman Tuhan kepada bangsa terpilih yang sedang berada dalam perjalanan menuju ke `tanah terjanji'. "Seorang malaikat berjalan di depanmu", berjalan di depan kita semua. Berada di depan berarti menjadi penunjuk jalan, maka malaikat pelindung juga berfungsi sebagai penunjuk jalan. Malaikat pelindung menunjukkan arah jalan yang harus kita lalui atau lewati agar kita sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Marilah fungsi penunjuk jalan malaikat pelindung ini secara konkret kita hayati dalam aneka `petunjuk' yang ada di dalam hidup kita sehari-hari, entah di jalanan, di kantor atau tempat kerja, di berbagai macam sarana-prasarana kerja atau kemasan-kemasan makanan dll. Di jalanan ada rambu-rambu lalu lintas: marka jalan, lampu lalu lintas dst.., jika anda berharap selamat di perjalanan dan sampai tujuan hendaknya mentaati rambu-rambu lalu lintas tersebut. Di tempat kerja juga cukup banyak aturan, maka hendaknya ditaati dan dilaksanakan, demikian juga dengan aneka macam sarana-prasarana terdapat aturan pakai yang harus diikuti dan dilaksanakan. Dalam aneka macam kemasan makanan dan minuman juga tertulis aturan pakai atau cara mengolah dan mengkonsumsi, maka hendaknya diikuti dan dilaksanakan. Ketika kita setia mentaati aneka aturan dan tatanan tersebut di atas maka kita akan selamat sampai tujuan atau apa yang kita cita-citakan yaitu kesejahteraan lahir dan batin, jasmani dan rohani. Selain aturan dan tatanan hidup sehari-hari tersebut bagi kita juga ada hal yang lebih mendasar yang terkait dengan panggilan kita masing-masing, misalnya sebagai suami-isteri, imam, bruder dan suster. Kita akan setia dan taat pada panggilan kita masing-masing sampai mati, jika kita mentaati dan melaksanakan aneka tatanan dan aturan yang terkait dengan panggilan kita masing-masing.

"Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku"

(Mzm 27:7-9c)

Jakarta, 2 Oktober 2009

Tidak ada komentar: