Senin, Juni 08, 2009

Teknologi Baru, Relasi Baru : Memajukan Budaya Menghormati, Dialog dan Persahabatan


- Pesan Bapa Suci Benedictus XVI untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia Ke-43-

1. Mendahului hari Komunikasi Sedunia yang akan datang, saya ingin menyampaikan kepada anda beberapa permenungan mengenai tema yang dipilih untuk tahun ini yakni Teknologi Baru, Relasi Baru: Memajukan Budaya Menghormati, Dialog dan Persahabatan. Sesungguhnya teknologi digital baru sedang membawa pergeseran yang hakiki terhadap perilaku-perilaku komunikasi juga terhadap ragam hubungan manusia. Pergeseran itu secara istimewa dialami oleh kaum muda yang bertumbuh bersama teknologi baru dan telah merasakan dunia digital sebagai rumah sendiri. Mereka berusaha memahami dan memanfaatkan peluang yang diberikan olehnya, sesuatu yang bagi kita orang dewasa seringkali dirasakan cukup asing. Dalam pesan tahun ini, saya ingat akan mereka yang dikenal sebagai generasi digital, dan asaya ingin berbagai dengan mereka, khususnya tentang gagasan-gagasan menyangkut potensiulung teknologi barudemi memajukan pemahaman dan rasa kesetiakawanan manusia. Teknologi baru sesungguhnya merupakan anugerah bagi umat manusia. dan kita mesti memberikan jaminan bahwa manfaat yang dimilikinya tentu diperguanakan untuk melayani semua manusia secara pribadi dan komunitas, teristimewa mereka yang kurang beruntung dan menderita.

2. Akses terhadap telepon seluler dan komputer yang kian mudah disertai dengan jangkauan dan penyebaran internet secara meluas sampai ke wilayah jauh dan terpencil telah menjadikan internet sebagai prasarana jalan bagi penyampaian berbagai jenis pesan. sungguh sesuatu yang tidak perneh terpikirkan oleh generasi-generasi sebelumnya. daya dahsyat media baru ini telah digemgam oleh orang-orang muda dalam mengembangkan jalinan, komunikasi dan pengertian diantara individu maupun secara bersama. mereka telah beralih ke media baru sebagai sarana berkomunikasi dengan teman-teman, berjumpa dengan teman-teman baru, membangun paguyuban dan jejaringan, mencari informasi dan berita, serata sarana berbagai gagasan dan pendapat. Budaya baru ini membawa banyak manfaat bagi komunikasi, anatara lain keluarga-keluarga tetap bisa berkomunikasi meski terpisah oleh jarak yang jauh, para pelajar dan peneliti memperoleh ruang lebih cepat dan mudah kepada dokumen, sumber-sumber rujukan dan penemuan-penemuan ilmiah sehingga mereka mampu bekerja secara bersama meski dari tempat yang berbeda. lebih adri itu, kodrat interaktif yang ditakdirkan oleh berbagai media baru mempermudah pembelajaran dan komunikasi dalam bentuk yang lebih dianmis dan pada akhirnya memberikan sumbangsih bagi perkembangan sosial.

3. Kita tidak perlu terlalu terpukau dengan kehebatan media baru dalam menjawab kerinduan manusia dalam berkomunikasi dan berelasi dengan sesama, karena sesungguhnya, hasrat berkomunikasi dan bersahabat ini berakar dari kodrat kita yang paling dalam sebagai manusia dan tak boleh dimengerti sebagai jawaban terhadap berbagai inovasi teknis. Dalam terang amanat Kitab Suci, hasrat untuk berkomunikasi dan berhubungan denagn orang lain, pertama-tama harus dimengerti sebagai ungkapan peran serta kita akan kasih Allah yang komunikatif dan mempersatukan, yang ingin menjadikan seluruh umat manusia sebagai satu keluarga. Tatkala kita ingin mendekati orang lain, tatkala kita ingin mengetahui lenih banyak tentang mereka dan membuat kita dikenal olah mereka maka saat itulah kita sedang enjawab panggilan Allah, yakni panggilan yang terpatri dalam kodrat kita sebagai makhluk yang diciptakan seturut gambar dan rupa Allah, Allah komunikasi dan persekutuan.

4. Hasrat saling berhubungan dan naluri komunikasi yang melekat dalam kebudayaan masa kini sungguh dipahami sebagai ungkapan kecenderungan mendasar dan berkelanjutan manusia modern untuk menjangkau keluar serta mengupayakan persekutuan dengan orang lain. tatkala kita membuka diri terhadap orang lain, kita sedang memenuhi hasrat kita yang terdalam dan menjadi lebih sungguh manusia. Pada dasarnya, memengasihi adalah hal yang dikehendaki oleh Sang Pencipta. Dalam hal ini, saya tidak berbicara tentang hubungan sekilas dan dangkal, tetapi tentang kasih yang sesungguhnya, yang menjadi inti ajaran moral Yesus: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan seluruh jiwa raga, dengan seluruh akal budimu, dan dengan seluruh kekuatanmu” dan “kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri” (bdk. Mrk 12:30-31). dalam terang pemahaman ini, merenungi teknologi baru sungguh penting, agar kita tidak sekedar menaruh perhatian pada kemampuannya yang tidak dapat diraguakan itu, tetapi terutama pada kualitas isi yang disebarkan melalui media tersebut. Saya ingin mendorong semua orang yang berkehendak baik yang sedang bergiat di lingkungan komunikasi digital masa kini untuk sungguh membaktikan diri dalam memajukan budaya menghormati, dialog dan persahabatan. Oleh karena itu mereka yang bergiat dalam pembuatan dan penyebaran isi media baru harus benar-benar menghormati martabat dan nilai pribadi manusia. Apabila teknologi baru diperguanakan untuk melayani kebaikan pribadi dan masyarakat, semua penggunanya akan mengelakkan tukar-menukar kata dan gambar yang merendahkan umat manusia, keintiman hubungan seksual, atau yang mengeksploitasi orang lemah dan menderita.

5. Teknologi baru juga akan membuka jalan untuk dialog diantara orang-oarang dari berbagai negara, budaya dan agama. Gelanggang digital baru yang disebut jagat maya, memungkinkan mereka untuk bertemu dan saling mengenal kebiasaan dan nilai-nilai mereka masing-masing. perjumpaan-perjumpaan yang demikian jika ingin berhasil guna, menuntut bentuk pengungkapan bersama yang jujur dan tepat disertai sikap mendengar dengan penuh perhatian dan penghargaan. Bial dialog bertujuan untuk memajukan pertumbuhan pengertian dan sikap setia kawan, ia harus berakar pada ikhtiar mencari kebenaran sejati dan bersama. Hidup bukanlah sekedar rangkaian peristiwa dan pengalaman. Hidup adalah sebuah pencarian kebenaran, kebaikan dan keindahan. Untuk maksud inilah kita membuat pilihan, untuk maksud inilah kita meragakan kebebasan kita, dengan maksud inilah yakni dalam kebenaran, dalam kebaikan dan keindahan kita menemukan kebahagiaan dan sukacita. Kita tidak membiarkan diri kita diperdaya oleh orang-orang yang memandang kita semata-mata sebagai konsumen sebuah pasar, yang dijejali dengan aneka ragam kemungkinan, yang mengubah pilihan menjadi barang, kebaruan mengganti keindahandan pengalaman subjektif menggantikan kebenaran.

6. gagasan tentang persahabatan telah mendapat pemahaman baru oleh kosa kata munculnya jaringan sosial digital dalam beberapa tahun belakangan ini. gagasan ini merupakan suatau pencapaian yang paling luhur dalam budaya manusia. Dalam dan melalui persahabatan, kita bertumbuh dan berkembang sebagai manusia. Karena itu, persahabatan yang benar harus selalu dilihat kekayaan yang paling besar yang dapat dialami oleh pribadi manusia. dengan ini kita semestinyahati-hati memandang remeh gagasan atau pengalaman persahabatan. Sungguh menyedihkan apabila hasrat untuk mempertahankan dan mengembangkan persahabatan “online” mengorbankan kesempatan untuk keluarga, tetangga serta mereka yang kita jumpai dalam keseharian di tempat kerja, di tempat pendidikan, dan tempat rekreasi. Apabila hasrat akan jalinan maya berubah menjadi obsesi, maka hasrat itu akan memarjinalkan pribadi dari interaksi sosial sehari-hari sekaligus menghambat pola istirahat, keheningan dan permenungan yang berguna bagi perkembangan kesehatan manusia.

7. Persahabatan adalah kekayaan terbesar manusia, tetapi nilai ulungnya bisa hilang apabila persahabatan itu dipahami sebagai tujuan itu sendiri. Sahabat harus saling mendukung dan saling memberi dorongan dalam mengembangkan bakat dan pembawaan mereka serta memanfaatkannya demi pelayanan umat manusia. dalam konteks ini, sungguh membanggakan bila jejaringan digital baru berikhtiar memajukan kesetiakawanan umat manusia, damai dan keadilan, hak asasi manusia dan penghargaan terhadap hidup manusia dan kebaikan ciptaan. jejaringan ini dapat mempermudah bentuk-bentuk kerjasama antar manusia dari konteks geografis dan budaya yang berbeda serta membuat mereka mampu memperdalam rasa sepenanggungan demi kebaikan untuk semua. Karena itu, secar tegas kita harus menjamin bahwa dunia digital, dimana jejeringan serupa itu dapat dibangun, adalah dunia yang sungguh terbuka bagi semua orang. Sungguh menjadi tragedi masa depan umat manusia apabila sarana baru kamunikasi yang memungkinkan semua orang berbagi pengetahuan dan informasi dengan cara yang lebih cepat dan berdaya guna, tidak terakses oleh mereka yang ter pinggirkan secara ekonomi dan sosial, atau apabila ia hanya membantumemperbesar kesenjangan yang memisahkan orang miskin dari jejaringan baru itu yang justeru dikembangkan bagi pelayanan sosialisasi manusia dan penyebaran informasi.

8. Saya bermaksud menyimpulkan pesan ini dengan menyampaikan secara khusus kepada orang muda katolik untuk mendorong mereka memberikan kesaksian iman dalam dunia digital. Saudara dan saudari terkasih, saya meminta kepada Saudara sekalian utnuk memperkenalkan nilai-nilai yang melandasi hidup anda kepada lingkungan budaya baru yakni budaya teknologi komunikasi dan informasi. Pada awal kahidupan gereja, para rasul bersama murid-murid-Nya mewartakan kabar gembira tentang Yesus kepada dunia orang Yunani dan oarang Romawi. sudah sejak masa itu, keberhasilan karya evangelisasi menuntut perhatian yang seksama dalam memahami kebudayaan dan kebiasaan bangsa-bangsa kafir sehingga kebenaran injili dapat menjamah hati dan pikiran mereka. demikian juga pada masa kini, karya pewartaan Kristus dalam dunia teknologi baru menuntut suatu pengetahuan yang mendalam tentang dunia jika teknologi itu dipergunakan untuk melayani perutusan kita secara berdaya guna.

9. Kepada anda sekalian, orang-orang muda, yang memiliki hubungan sontan terhadap sarana baru komunikasi, supaya bertanggung jawab terhadap evangelisasi”benua digital” ini. Pastikan untuk mewartakan injil ke dalam dunia jaman sekarang dengan penuh semangat. kamu mengetahui kecemasan dan harapan mereka, cita-cita dan kekecewaan mereka. Hadiah terbesar yang dapat kalian berikan kepada mereka adalah berbagi dengan mereka “kabar gembira” Allah yang telah menjadi manusia, yang menderita, wafat, dan bangkit kembali untuk menyelamatkan semua orang. hati semua umat manusia sedang haus akan sebuah dunia dimana kasih meraja, dimana anugerah dibagikan dan dimana jati diri ditemukan dalam bentuk persekutuan yang saling menghargai. Iman kita mampu menjawab harapan-harapan itu. Semoga kamu menjadi bentara-Nya! Ketahuilah, Bapa Suci memberkati Anda dengan doa dan berkatnya.

Sumber : Nuansa kasih Edisi 598 : 23-24 mei 2009


Tidak ada komentar: