Senin, Juni 08, 2009

Misteri Allah Tritunggal

Oleh : Romo Anton De Britto CM

Saudara-saudara yang terkasih, di salah satu negara di Eropa, ada salah seorang Pastur yang mengajar agama pada anak-anaka muda. Diantara anak-anak muda itu ada yang kritis tetapi nakal. Ketika Pastur itu menjelaskan tentang buah apel yang dimakan oleh Adamdan Hawa, bertanyalah anak muda yang nakal itu. “ Pastur , sekarang tunjukkanlah kepada kami seperti apakah apel dari surga itu”. Kebetulan di ruang sebelah ada lemari es, maka Pastur itu mengambil sebuah apel dari dalamnya. Apel yang diambil Pastur itu bentuknya tidak bagus karena sudah rusak. Kata pastur itu, “Seperti inilah apel dari surga itu.” Anak-anak semua tertawa. Kata anak nakal itu, “Ah, mengapa begitu jelek Pastur? Itu pasti bukan apel surga. Apel dari surga itu mestinya sangat sempurna, tidak ada cacatnya.” Jawab Pastur itu, “ Memang benar apel dari surga itu sempurna tanpa cacat, tetapi apel yang sempurna itu pasti akan tampak seperti ini jika dilihat dengan matamu yang tidak sempurna itu.” Maka diamlah anak itu tanpa membantah.

Saudara-saudara terkasih, Tuhan itu Maha Sempurna dan Maha Besar. Sedangkan manusia itu kecil dan sangat terbatas, baik panca indera maupun pikirannya. Oleh karena itu dengan segala keterbatasan itu manusia sangat sulit untuk mengerti misteri Allah yang sesungguhnya. Antara lain adalah misteri Allah Tritunggal Yang Maha Kudus, yang hari ini kita peringati dalam Misa Kudus ini. Saudara-saudara yang terkasih, banyak umat Kristen yang berusaha menjelaskan tentang Allah Tritunggal ini dengan segala akal pikirannya. Karena misteri inilah yang sering ditanyakan orang-orang yang beragama lain, baik untuk menyerang maupun bertanya secara tulus ingin penjelasannya. Beberapa cara itu akan saya uraikan disini dengan segala kelemahannya.
  1. Allah Tritunggal Bagaikan Telur
    Telur itu ada kulitnya, putih telurnya dan kuning telurnya, tetapi kesatuan dari semuanya itu disebut telur. kelemahan dari perumpamaan ini ialah bahwa kulit, putih telur, dan kuning telur itu secara terpisah bukan telur lagi. Misalnya kulit telur itu bukan telur. Sedangkan Allah Bapa, Yesus, dan allah roh Kudus itu secara terpisah adalah allah yang benar-benar Allah.
  2. Allah Tritunggal Bagaikan Matahari
    Matahari itu ada nyala, panas dan sinarnya. Secara kesatuan semuanya itu adalah matahari. Kelemahannya sama dengan telur tadi.
  3. Allah Tritunggal itu Bagaikan Air
    Air itu antara nol sampai 100 derajat celcius akan berbentuk cair (air), diatas 100 derajat berbentuk gas, di bawah nol derajat berbentuk padat (es). Tetapi semua bentuk itu tetap air dengan rumus kimia H2O. Kelemahannya : Air itu ketika mempunyai tiga bentuk (padat, cair, gas), masing-masing tidak akan mempunyai berat seperti berat semula. yang mungkin adalah sebagian menjadi air, sebagian menjadi es, dan sebagainya. Sedangkan Allah Bapa, Allah Putera dan Roh Kudus itu bukan hanya sebagian dari Allah, tetapi Allah sepenuhnya. 
  4. Allah Tritunggal itu seperti Presiden
    Bila di istana ia berperan sebagai presiden. Di rumah bersama isteri, ia berperan sebagai seorang suami. Apabila berbicara di depan anak-anaknya ia berperan sebagai bapak. Perumpamaan ini lebih baik dari sebelumnya., tetapi ada yang menyanggah demikian. Bila presiden berada di istana dan berperan sebagai presiden, maka pastilah di rumah sebagai suami atau bapak pasti nggak ada. Jika demikian, jika Allah berperan sebagai AllahPutera dalam diri Yesus, maka pastilah Allah Bapa di surga sana tidak ada.

Dan sebagainya, dan sebagainya. (Satu + Satu + Satu = Satu. Mungkin?)
Saudara-saudara terkasih semua itu hanyalah usaha manusia untuk mengerti Allah Tritunggal. Bagaimana baiknya perumpamaan pastilah tidak akan secara sempurna bisa menjelaskan misteri Allah ini. saya juga mempunyai cara tersendiri untuk menjelaskan Allah Tritunggal ini. Saya tidak tahu apakah cara penjelasan saya ini baik atau tidak, tetapi sudah ada buahnya. Buahnya adalah bertobatnya seorang kepala sekolah di sebuah stasi di Wilayah Kediri. Bapak ini sebenarnya dia dan kelaurganya sudah dibaptis menjadi katolik. Tetapi sudah beberapa puluh tahun Bapak ini tak mau ke gereja lagi. Ketika saya kunjungi ia mengatakan alasannya, “Jika saya bisa mengerti misteri Allah Tritunggal, saya akan ke gereja lagi.” Ternyata penjelasan para katekis yang bertugas disana, mungkin seperti yang sudah saya uraikan tadi, seperti telur, seperti matahari, dan sebagainya, tidak pernah memuaskan dia. Maka penjelasan saya adalah demikian : Manusia itu tak akan mengerti misteri Allah Tritunggal karena keterbatasan panca inderanya. Allah itu adalah Yang Maha Besar atau dengan kata lain yang Tak Terbatas. Allah Bapa adalah Yang Tak Terbatas, kita mengerti semuanya. Tetapi bagaimana dengan Yesus Sang Allah Putera? Yang dilihat para muridnya itu Yesus sebagai Allah atau sebagai manusia? Jelas yang dilihat adalah Yesus sebagai manusia yang terbatas, yaitu setinggi hampir dua meter saja. Tetapi Yesus sebagai Allah, Ia pun adalah yang Tak Terbatas, yang tak dapat dilihat oleh para murid-Nya.

SedangkanAllah Roh Kudus yang diceritakan dalam Kitab Suci muncul dalam dua bentuk. Pertama adalah bentuk burung merpati, sebagaimana nampak ketika Yesus dibaptis (Mat 3:16), dan yang lain adalah dalam bentuk lidah-lidah api sebagaimana yang tercurah pada Maria dan Para rasul ketika Pentakosta (Kis 2:2-3). Tetapi apakah Allah Roh Kudus itu seperti burung merpati atau lidah-lidah api? Jangan-jangan anda merasa berdosa kalau makan dara goreng di restoran dengan berkata “Wah...aku tak akan makan Roh Kudus goreng, dosa” 

Saudara-saudara yang terkasih, burung merpati dan lidah-lidah api adalah simbol atau lambang kehadiran Roh Kudus. Jadi Roh Kudus yang sesungguhnya adalah juga Yang Tak Terbatas. Jadi ada tiga sosok, Yang semuanya adalah yang Tak Terbatas. Apakah Anda bisa memisah-misahkan tiga yang semuanya tidak terbatas ini? Jadi artinya yang Tiga itu adalah Satu yang tak terpisahkan yaitu Yang Tak Terbatas.

Jika ada orang yang berkata, “Mana mungkin 1+1+1=1? Benar Saudara 1+1+1=1 adalah tidak mungkin, jika yang dijumlahkan itu adalah bak pao (yang terbatas). Tetapi jika ketiganya adalah Yang Tak Terbatas, maka persamaan itu menjadi mungkin. Satu Yang Tak Terbatas + satu Yang Tak Terbatas + satu Yang Tak Terbatas = Satu Yang Tak Terbatas,. Persamaan itu menjadi mungkin bukan? Nah Anda bisa merenungkan lagi. Misteri Allah Tritunggal hanya akan dimngerti oleh mereka yang bisa merenungkan Allah Yang Tak Terbatas ini.

Saudara-saudara yang terkasih, bagaimana baiknya cara manusia menjelaskan Allah Tritunggal, tetapi imanlah yang pertama-tama dibutuhkan untuk itu. Allah kita itu adalah Allah yang sulit dimengerti. Allah yang sukar dijelaskan. Juster u itulah tandanya Allah kita Maha Agung. Jika Allah kita ini mudah dimengerti oleh otak kita maka mungkin kitalah yang lebih besar dari Allah yang demikian itu. 

Peristiwa akan keraguan iman manusia karena tidak mengerti Allah Tritunggal ini juga dialami oleh Santo Agustinus. Agustinus adalah salah seorang yang sangat pandai, atau jenius. Justeru karena pandainya itulah, ia tak percaya pada Allah Tritunggal yang tidak bisa dimengertinya. Maka ketika ia masih muda, ia menjadi seorang atheis. Sedangkan ibunya adalah seorang yang sangat saleh, namanya Monika. Monika berdoa kepada Tuhan setiap hari dengan air mata bercucuran, agar Tuhan menyelamatkan anaknya Agustinus. maka pada suatu hari Agustinus mendapat penampakan. Ketika ia sedang berjalan-jalan di pantai dan mencoba memikirkan Allah Tritunggal yang tak bisa dimengerti ini, ia melihat anak kecil yang bermain air di pantai. Agustinus mendekati anak kecil itu dan bertanya, “Sedang apa kau disini?” Anak itu menjawab, “Saya ingin memasukkan seluruh air lautan ini kedalam botol !” Agustinus tertawa mendengar jawaban anak itu, katanya “Bodoh benar kau ini, mana mungkin seluruh air lautan ini bisa kau masukkan dalam botol.” Anak itu menjawab, “Sama seperti kau juga, mana mungkin bisa memasukkan Allah ke dalam otak manusia yang juga sebesar botol ini.” Setelah berkata anak itu menghilang. Agustinus terkejut dan sekaligus sadar akan kebodohannya. Betapa benar –benar kata anak dalam penglihatannya itu. Ia ibarat ingin memasukkan seluruh air lautan ini kedalam botol, jika mau mengerti misteri Allah yang sesungguhnya. Mulai saat itulah Agustinus bertobat. Doa Monika dikabulkan Tuhan, anaknya bukan hanya bertobat saja, tetapi ia kana menjadi orang besar dalam Gereja yang kemudian menjadi seorang santo.

Saudara-saudara yang terkasih, kita boleh-boleh saja mencoba mengerti Allah Tritunggal dengan segala daya dan pikiran kita. tetapi akhirnya iman yang diperlukan untuk itu. tanpa iman semua penjelasan itu tak ada gunanya. Hanya dengan iman Allah akan membimbing kita setapak demi setapak memasuki misteri-Nya yang agung. Amin.

(Sumber : Nuansa Kasih Edisi 600 :06-07 Juni 2009)


Tidak ada komentar: